Cerita Ular Ghaib dan Kuburan

Cerita Ular Ghaib dan Kuburan

Cerita masyarakat Desa Murung Taal Kec. Batu Benawa Kab. HST Barabai

Kalimantan Selatan                 

Dahulu kala hiduplah seorang pemuda dengan kedua orang tuanya, pemuda tersebut dijauhi oleh warga desa ditempat tinggalnya karena menderita penyakit yang menjijikan, seluruh tubuhnya dipenuhi kudis dan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain itu pemuda tersebut juga tidak bisa begitu banyak bergerak karena tubuhnya yang cacat. Karena penyakitnya tersebut akhirnya pemuda itu hanya bisa pasrah menerima nasibnya ketika pada suatu hari warga desa berkumpul dan bermusyawarah membicarakan tentang dirinya, mereka bersepakat untuk menjauhkannya dari desa tersebut, hal ini mereka lakukan karena khawatir kalau-kalau penyakit pemuda tersebut menular dan menjangkit kepada warga desa yang lain, dan akhirnya dibuatlah satu keputusan bahwa pemuda tersebut akan dibuang ke hutan yang paling jauh dari desa. Untuk menghindari kemungkinan pemuda tersebut kembali lagi ke desa, sewaktu perjalanan dari desa matanya ditutup dengan kain dengan maksud agar dia tidak bisa pulang lagi ke desa. Sesampainya di hutan, di bawah sebuah pohon yang disebut warga dengan pohon Pulantan (sebuah pohon yang dipercaya masyarakat getahnya bisa untuk mengobati penyakit kulit, terutama bisul), pemuda tersebut pun akhirnya ditinggalkan sendiri dengan dibekali sedikit makanan.

Hari berganti hari dan akhirnya bekal yang ditnggalkan penduduk pun habis, karena tidak bisa bergerak akibat penyakit yang dideritanya, akhirnya pemuda itu pun hanya bisa menahan lapar dan menangis meratapi nasibnya yang sangat menyedihkan. Dan pada suatu, hari datanglah seorang kakek dengan berpakaian serba putih menghampiri pemuda tersebut, kakek itu pun bertanya kepada si pemuda mengapa dia ada ditengah hutan tersebut sendirian dan mengapa dia menangis, si pemuda pun menceritakan nasibnya yang malang itu kepada kakek tersebut. Setelah mendengar cerita dari pemuda malang tersebut akhirnya kakek itupun berkata: “Wahai anakku yang malang, aku akan menyembuhkanmu dari penyakitmu yang menjijikan itu..tapi dengan satu syarat, syaratnya adalah kau harus kawin dengan anakku..bagaimana, apakah kau bersedia?” tanya kakek tersebut. Karena sang pemuda sudah tidak bisa melakukan apa – apa lagi, maka akhirnya dia pun menyanggupi syarat tersebut, dan sang kakek pun menyuruh pemuda tersebut untuk mengambil getah dari pohon pulantan didekatnya dan menyuruhnya untuk mengoleskan getah tersebut keseluruh tubuh, dan hasilnya sungguh sangat menakjubkan sekali…seluruh penyakit yang ada ditubuh pemuda tersebut hilang tak berbekas, dan yang ada sekarang adalah pemuda tampan dengan kulit yang halus dan mulus.

Sesuai dengan janji yang telah disepakati sebelumnya, akhirnya pemuda tersebut pun ikut dengan kakek misterius itu untuk segera bertemu dengan calon istrinya dan melangsungkan perkawinan. Sesampainya ditempat kediaman sang kakek, alangkah terkejutnya sang pemuda, karena yang dilihatnya bukanlah sebuah rumah, seperti rumah biasa yang sering dia lihat, melainkan sebuah istana lengkap dengan hiasan emas dan permata pada setiap dindingnya. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba – tiba muncul dari dalam istana tersebut seorang gadis yang sangat cantik dan gadis itu berlari menghampiri mereka sambil menyebut – nyebut ayah kepada sang kakek yang ada disampingnya. Setelah beramah tamah dan saling bercerita akhirnya pemuda tersebut pun mengerti kalau dia sudah tidak berada di dunianya lagi yaitu dunia manusia, melainkan dia sekarang berada di dunia ghaib yang entah ada dimana. Kakek itu mengatakan kalau tempat itu adalah istana bangsa ular dan dia sebenarnya adalah raja dari bangsa ular tersebut, dan gadis yang ada bersamanya sekarang adalah putrinya yang telah disepakati sang pemuda untuk dikawini.

Akhirnya, pesta perkawinan pun diadakan dan sipemuda resmi menikah dengan putri raja ular tersebut. Setelah lama menjalani kehidupannya yang baru di dunia ular ghaib tersebut, sang pemuda ternyata rindu dengan kampung halamannya dan dia ingin bertemu dengan keluarganya, terutama ayah dan ibunya yang telah lama ditinggalkannya. Hal ini pun diberitahukan kepada istrinya dan istrinya segera melaporkan kepada sang raja, akhirnya sang raja merestui dan memberikan sebuah sisik yang nantinya harus diberikan kepada keluarga sang pemuda sebagai penghubung agar mereka bisa bertemu. Untuk bisa bertemu dengan sang pemuda, kedua orang tuanya harus terlebih dahulu melakukan upacara ritual yaitu merabun, caranya adalah dengan menyalakan dupa dan menaruh sisik itu diatas dupa tersebut, hal ini hanya bisa dilakukan pada malam Jumat saja. Setelah itu, sang pemuda pun dapat hadir ditengah – tengah mereka secara ghaib, dan membawakan oleh-oleh berupa emas dan permata, pertemuan ini hanya bisa mereka lakukan sekali dalam setahun.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, akhirnya sang pemuda dan putri raja ular dikaruniai dua orang anak, mereka pun hidup berbahagia. Akan tetapi lama kelamaan, perasaan rindu akan dunia manusia dan terutama rindu akan keluarga terus berkecamuk dihati sang pemuda, hal ini menimbulkan kegelisahan yang amat sangat kepada sang pemuda, sehingga pada suatu hari keinginan untuk hidup normal di dunia manusia itu pun tidak dapat ditahan – tahan lagi. Hal ini pun disampaikanlah kepada istrinya dan mertuanya sang raja ular. Dengan melalui pembicaraan yang panjang, akhirnya diputuskan bahwa sang pemuda boleh pulang ke dunia manusia tetapi dia tidak bisa lagi untuk pulang ke dunia ghaib, hal ini pun disetujui oleh sang pemuda.

Perpisahan pun terjadi, istri dan kedua anaknya dengan berat hati melepas kepergian sang pemuda pulang ke dunianya. Setelah sampai di desa, sudah tidak begitu banyak penduduk yang mengenalnya karena dia sudah berubah dan keadaan desanya pun juga sudah banyak berubah. Dia disambut bahagia oleh kedua orang tuanya dan merekapun hidup berbahagia. Sang pemuda tidak menikah lagi di dunia manusia, hal ini dia lakukan karena dia tidak ingin menduakan istrinya yang sudah sangat dicintainya dan kedua anaknya di dunia ghaib sana. Dia menghabiskan waktunya dengan merawat kedua orang tuanya yang sudah tua dan tidak berdaya, dia sadar bahwa dia adalah harapan satu – satunya kedua orang tuanya yang tidak mempunyai anak lagi selain dirinya. Beberapa tahun kemudian akhirnya pemuda itu pun meninggal dunia, dan diapun dikuburkan di desanya.

Setelah kejadian tersebut, setiap tahun sekali ada warga yang melihat ular besar melintas dan berhenti di depan kubur sang pemuda,entah apa yang dilakukan. Banyak warga percaya kalau ular tersebut adalah anak dari sang pemuda yang berasal dari alam ghaib dan datang ke kubur itu untuk berziarah…

Cerita ini masih banyak dipercaya oleh masyarakat Desa Murung Taal Kec. Batu benawa, Kab. Hulu Sungai Tengah. Hal ini dikarenakan masih ada sebagian warga yang melihat penampakan ular tersebut dan bercerita kepada masyarakat. Sampai sekarang, kuburan yang diceritakan juga masih ada, yaitu di desa Padang (Simpang Padang), yang masih merupakan wilayah desa Murung Taal, tepatnya dibelakang Sekolah Dasar Negeri Murung Taal.

Mengenai benar tidaknya cerita ini, Wallahu alam bis sawaf….

 

 

5 responses to “Cerita Ular Ghaib dan Kuburan

  1. Bisa beri web yang lebih mudah dikunjungi. Selain itu kasih yang lebih banyak & lebih lengkap ya…

    Iya Nick, ta carikan dulu ya…tunggu aja.

  2. bujur juakah kisah nya

    Wallahualam Riiss…Dah disampaikan di akhir cerita.hehe…

  3. banyak khazanah cerita rakyat kalsel yang belum terdokumentasi, kayaknya cerita2 rakyat itu perlu dibuatkan satu blog tersendiri, hayo siapa berani??

    Untuk Pa taufik,Iya…ntar saya coba bkin blog tersendiri.InsyaAllah.. Tunggu aj ya Pa.

  4. Woii mana tulisan terbaru, hehe

  5. Halo ading bungas, lam kenal ya….

    Kok ulun kada suah mandangar kisahnya lah, padahal ulun bagana dipantai hambawang!!??basubalahn ja ma murung taal..

Tinggalkan Balasan ke Septha Batalkan balasan